Sabtu, 02 Oktober 2010

Prinsip-Prinsip Pendekatan Secara Holistik Dalam Konteks Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
          Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori sistem ini kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan lingkungan di sekitarnya.
          Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada  perawat, dokter atau tim kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling menunjang dalam melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan.
          Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas sehingga masyarakat akan merasa di dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan kesehatan, sehingga tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjalin antara perawat dan pasien. Di samping itu dalam menerapkan prinsip-prinsip perubahan perawat harus menerapkannya secara bersama-sama tidak membeda-bedakan, harus menyeluruh (Holistik).
          Secara holistik  dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal.
          Suatu perubahan dan  sistem pelayanan kesehatan  yang ada dalam masyarakat sangat penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi bila seorang perawat berhasil menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena itu akan memudahkan seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang perawat, dan nantinya dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat akan merasa bangga karena bisa melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan akan merasa bahwa inilah seorang perawat yang profesional karena dapat memberikan pelayanan yang terbaik dari yang lainnya.
                Kami kelompok 3 sangat tertarik dengan materi ini karena, dalam materi ini kami dapat mempelajari lebih luas mengenai bagaimana  seorang perawat berperan sebagai individu dan klien, dalam berinteraksi di mana satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi terhadap tingkat kebutuhan dan kepuasan yang merupakan fokus dari asuhan keperawatan.

B. Tujuan Penulisan
     1.  Tujuan Umum
     Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam bidang keperawatan.
2.  Tujuan Khusus
a.  Untuk mengetahui  penerapan teori sistem dalam keperawatan,
b.  Untuk mengetahui Konsep Berubah yang ada dalam pelayanan kesehatan

C. Manfaat Penulisan
1.  Mahasiwa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip pendekatan secara holistik.
2.  Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan teori sistem dalam keperawatan.
3.  Mahasiswa dapat mempelajari bahkan dapat menerapkan konsep berubah serta bagian-bagiannya dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.


D. Metode Penulisan
     Adapun metode penulisan dari makalah ini terdiri dari IV bab yaitu : Bab I menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan khusus, manfaat penulisan dan metode penulisan.
     Bab II menjelaskan tentang prinsip pendekatan secara holistic yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi 4 dimensi, menjelaskan tentang teori sistem dan konsep berubah yang meliputi pengertian dan jenis perubahan, teori proses berubah, prinsip dan strategi berubah serta reaksi-reaksi terhadap perubahan.
     Bab III  menjelaskan tentang teori sistem yang meliputi tujuan sistem, klasifikasi sistem serta pendekatan. Dan juga menjelaskan tentang konsep berubah.
     Bab IV meliputi, kesimpulan dari kami selaku kelompok III serta saran dari kami sebagai pembuat makalah prinsip-prinsip pendekatan secara holistic dalam konteks keperawatan.
     Demikian metode penulisan makalah kami.
           





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pendekatan Holistik
          Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Teori adaptasi Sister Callista Roy dapat digunakan.
          Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya. Tindakan direncanakan dengan tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan individu dalam beradaptasi terhadap stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan dengan melihat kemampuan klien dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik biologis, psikologis maupun sosial (holistik). Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini merupakan konsep yang harus di pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien.


B. Teori Sistem
          Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri  dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan, proses dan isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan yang hendak dicapai, dan Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem.
          Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang sistem. Karena teori tentang sistem akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah sistem yang antara satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
          Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output, dampak, umpan balik, dan lingkungan yang kesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
1.    Input
     Input merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem, seperti pelayanan kesehatan. Maka masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana kesehatan dan lain-lain.
2.    Proses
     Proses merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suatu masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka yang dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3.    Output
     Output adalah hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat optimal.
4.    Dampak
     Dampak merupakan akibat yang dihasilkan dari sistem, yang terjadi relatif lama waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau oleh masyarakat.
5.    Umpan Balik
     Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam sistem pelayanan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat.
6.    Lingkungan
     Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem, tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi kondisi sosial yang ada dimasyarakat seperti institusi diluar pelayanan kesehatan.

a.    Tingkat Pelayanan Kesehatan
     Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar manusia tentang kesehatan. Menurut Leavel dan Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan diberikan, diantara tingkat pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
1). Health Promotion (Promosi Kesehatan)
     Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan.
2). Specific Protection (Perlindungan Khusus)
     Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau bentuk perlindungan terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang masuk dalam tingkat perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) untuk mencegah TB (Tuberculosis), DPT (Difteri Pertusis Tetanus), Hepatitis, campak, dan lain-lain.
3). Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera)
                 Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat dimulainya atau timbulnya gejala dari suatu penyakit.
4). Disability Limitation (Pembatasan Cacat)
          Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.
5). Rehabilitation (Rehabilitasi)
     Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh.
b.    Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
     Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.
     Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu primary health care, (pelayanan kesehatan tingkat pertama), secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat kedua), dan tertiary health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga). Ketiga bentuk pelayanan kesehatan terbagi dalam pelayanan dasar yang dilakukan di puskesmas dan pelayanan rujukan yang dilakukan di rumah sakit.
1). Primary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama )
            Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memilki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat, tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah kesehatan dasar.
2). Secundary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
            Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan baik masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama.
3). Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
            Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan kedua.

C. Konsep Berubah
1.  Pengertian dan Jenis Perubahan
     Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif  terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan dan Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
     Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai profesi, dan seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan.
     Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan. Misalnya, orang yang kecewa menjadi marah dan berbuat negatif serta melakukan perilaku destruktif (Tomey,2000).
     Perubahan akan mengganggu bagi mereka yang mengalaminya, dan seringkali berkembang resistensi. Perubahan paling mengancam apabila ada perasaan tidak aman. Penyebab resistensi terhadap perubahan adalah ancaman terhadap kepentingan diri, keadaan memalukan, perasaan tidak aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri sendiri, kehilangan kekuasaan, dan ketidak setujuan objektif.
     Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan keputusan rasional. Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga aktifitas yang berbeda yaitu :
a.    Perubahan Spontan
     Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak direncanakan, karena perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak dapat dihindari dan terdapat sedikit atau tidak ada waktu untuk merencanakan strategi respons. Contoh perubahan spontan yang memengaruhi individu adalah infeksi virus akut, cedera medula spinalis, dan tawaran sukarela posisi baru.
b.    Perubahan Perkembangan
     Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang terjadi selama siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi menjadi lebih kompleks.
     Contoh perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan fisik pada lansia.
c.    Perubahan Terencana
     Menurut Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang disengaja dan bertujuan oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial yang lebih besar untuk memengaruhi status quo (menetap) itu sendiri, organisme lain, atau suatu situasi. Keterampilan memecahkan masalah, keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan interpersonal adalah faktor-faktor penting dalam perubahan terencana.
     Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk memperbaiki status kesehatannya dengan menghadiri program berhenti merokok atau melakukan program olahraga.
2.  Teori Proses Berubah
     Perkembangan profesi keperawatan tidak lepas dari konsep berubah yang dimiliki oleh para praktisi, akedemisi atau seorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori perubahan yang dimilikinya. Sebagai gambaran dalam merubah profesi keperawatan kearah yang lebih professional, ada beberapa teori perubahan yang dapat diketahui seperti :
a.  Kurt Lewin (1951)
     Perubahan Menurut pandangan Kurt Lewin 1951, seseorang yang akan mengadakan suatu harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada. Tahap tersebut antara lain:
1). Tahap Pencairan (Unfreezing)
     Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk merubah dari keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada. Di samping itu  juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk merubah atau melakukan perubahan.
2). Tahap Bergerak (Moving)
     Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, Juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-lanhkah dalam menyesuaikan masalah.

3). Tahap Pembekuan (Refreezing)
                 Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan yang telah dicapai.
     Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses perubahan ditemukan banyak hambatan. Hambatan tersebut yang akan mempertahankan status quo (menetap) agar tidak terjadi perubahan. Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada dalam konsep perubahan sesuai dengan tahapan berubah.
b.    Rogers E (1962)
     Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1). Tahap Awareness
                 Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.
2). Tahap Interest
     Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3). Tahap Evaluasi
                 Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
4). Tahap Trial
     Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi atau situasi yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.
5). Tahap Adoption
     Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.
c.  Lippit (1973)
     Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanak dari tinjauan sebagai seorang pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya perubahan, sehingga terdapat beberapa langkah yang ditempuh untuk dapat mengadakan pembaharuan. Langkah yang dimaksud adalah :
1). Menetukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada
2). Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta kemampuan perubahan.
3). Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manfaat dari suatu perubahan.
4). Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan berdasarkan langkah yang ditempuhnya.
5). Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti atau pemimpin dalam pembaharuan.
6). Mempertahankan dari hasil perubahan yang dicapainya.
7). Melakukan penghentian bantuan secara bertahap dengan harapan peran dan tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap.
d.  Teori Havelock
     Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
1). Membangun suatu hubungan,
2). Mendiagnosis masalah,
3). Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan,
4). Memilih jalan keluar,
5). Meningkatkan penerimaan,
6). Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.
e.  Teori Spradley
     Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley:
1). Mengenali gejala
2). Mendiagnosis masalah
3). Menganalisa jalan keluar
4). Memilih perubahan
5). Merencanakan perubahan
6). Melaksanakan perubahan
7). Mengevaluasi perubahan
8). Menstabilkan perubahan
3.    Prinsip dan Strategi Berubah
     Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
a.  Strategi Rasional Empirik
     Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan  strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan.
     Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik  ini dapat melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional.
     Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
b.  Strategi Reedukatif Normatif
     Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan  permasalahan baru di masyarakat.
     Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam pembaharu..
c.  Strategi Paksaan- Kekuatan
     Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem pendidikan dan lain-lain.
     Menurut Tiffany dan Lutjens (1989) telah mengidentifikasi tujuh strategi berubah yang cocok dengan kontinum dari yang paling netral sampai yang paling koersif.
1).Edukasi
     Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang terencana.
2). Fasilitatif
     Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah. Strategi ini mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber untuk membuat perubahan tersebut.
3). Teknostruktural
     Strategi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur sosial dalam kelompok atau mengubah srtuktur sosial untuk mendapatkan teknologi. Strategi ini memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang dan struktur. Penggunaan ruang dapat diubah untuk memengaruhi struktur sosial.
4). Data-based
     Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat perubahan sosial. Data digunakan untuk menemukan inovasi yang paling baik guna memecahkan masalah yang dihadapi.
5). Komunikasi
     Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu melalui saluran dalam sistem sosial.
6). Persuasif
     Pemakaian penalaran, debat, dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan perubahan.
7). Koersif
     Terdapat hubungan wajib antara perencana dan pengadopsi. Kekuasaan digunakan untuk menyebabkan perubahan.
4.    Reaksi – Reaksi  Terhadap Perubahan
a.  Perubahan Dalam Keperawatan
     Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:
1). Keperawatan Sebagai Profesi
     Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan kesehatan.
2). Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan
     Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan  professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.

3). Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan
     Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam keilmuan.
4). Keperawatan Sebagai Komunikasi
     Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.



b.    Hambatan Dalam Perubahan
     Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam. Diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:
1). Ancaman Kepentingan Pribadi
     Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri. Contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat profesional dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
2). Persepsi Yang Kurang Tepat
     Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi kendala dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerima sehingga timbul kekwatiran dari perubahan tersebut.
3). Reaksi Psikologis
     Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan, karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons perbedaan sistem adaptasi. Pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan  dalam perubahan. Contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4). Toleransi Terhadap Perubahan Rendah
     Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5). Kebiasaan
     Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya atau bahkan sudah dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatan dalam perubahan.
6). Ketergantungan
     Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
7). Perasaan Tidak Aman
     Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidak amanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8). Norma
     Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat yang tidak boleh dirubah. Apabila akan melakukan proses perubahan namun perubahan tersebut bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan.


BAB III
PEMBAHASAN

A.  Teori Sistem
          Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam keperawatan, teori sistem merupakan suatu kesatuan yang harus di pelajari oleh seorang perawat sehingga dapat diterapkan dalam proses pelayanan kesehatan pada masyarakat.
          Dalam sistem ada beberapa subsistem yang saling mendukung. Dalam hal ini perawat harus mengetahui apa keluhan atau masalah yang dialami  pasien di dalam kehidupan masyarakat, di sini seorang perawat harus tahu bagaimana mempelajari masalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat karena persepsi setiap orang dalam menanggapi suatu masalah yang terjadi berbeda.
          Proses  tindakan yang akan di lakukan perawat untuk mengubah masukan yang telah muncul dalam kehidupan masyarakat, perawat harus mengubah cara pikir dari masyarakat terhadap berbagai masukan yang muncul. Setelah memberikan pelayanan kesehatan perawat melihat dan memahami bagaimana cara dari anggota masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan serta dampak atau apa akibat yang timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan.
          Pasien akan memberikan Umpan balik terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan perawat, dan pasien akan bertanya atau memberikan kritik tentang suatu masalah yang di hadapi. Disamping itu juga, Perawat  harus mengetahui bagaimana lingkungan kediaman dari pasien tersebut sehingga memudahkan perawat mengetahui apa sebernarnya yang dialami pasien sampai menyebabkan penyakit.
          Perlu di ketahui jika dalam suatu sistem telah kehilangan satu komponen maka sistem tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Suatu sistem akan berjalan dengan baik apabila di lakukan secara bertahap dan tetap berdasarkan tujuan.

1.    Tujuan Sistem
     Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai suatu sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas, sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu system dikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika tujuannya tersebut tidak tercapai.
2.  Klasifikasi Sistem
a.  Kesatuan atau Nonsumatisivitas
     Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat kesatuan. Keseluruhan lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan merupakan cara yang lazim untuk mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey, 18984, young, 1982)
b.    Sistem Sosial
     Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial merupakan suatu sistem yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit yang berbeda-beda dengan bagian-bagian komponennya dan dapat dibedakan dari lingkungan oleh suatu batas yang didefinisikan secara jelas. Parson dan Bales (1955), mendefinisikan suatu sistem sosial suatu sistem yang terdiri dari peran-peran sosial yang dilihat oleh interaksi dan saling ketergantungan satu sama lain. (Anderson & Carter, 1974).
c.    Sistem Terbuka
     Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam suatu lingkungan yang dengannya sistem tersebut berinteraksi, sistem terbuka tersebut memperoeh asupan dan terhadap lingkungan sistem tersebut memberikan keluaran. Interaksi lingkungan sangat penting bagi keberlangsungan hidup sistem tersebut ( Buckley, 1967). Berdasarkan definisi ini suatu sistem yang hidup adalah sestem terbuka.



d.      Sistem Tertutup
     Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka, sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self complete, untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung kepada pertukaran lingkungan yang berlangsung terus-menerus. Karena belum ada sistem tertutup murni yang mendemonstrasikan dalam realita, “tertutup” menyatakan suatu kurangnya pertukaran energi yang melewati batas-batas suatu sistem(Parson & Bales, 1955).
2.    Pendekatan Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam Sistem
a.    Prosedur
     Yaitu "suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu". Prosedur adalah "rangkaian operasi klerikal (tulis menulis), yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen yang digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam.
b.    Komponen/elemen
     Yaitu "kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu". Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa sub sistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari beberapa sub-sub sistem yang lebih kecil.


B.  Konsep Berubah
          Bagi sebagian individu, perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat.
Perubahan muncul dalam beberapa macam, ada yang bersifat positif dan yang bersifat negatif. Perubahan positif dapat membawa pandangan individu menjadi lebih berkembang, menjadi lebih luas cara berpikirnya. Perubahan negatif dapat menyebabkan individu menjadi menurun atau terfokus pada hal-hal yang dapat merugikan dirinya sendiri.
          Perawat harus mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan dari individu sehingga memudahkannya untuk mengetahui apakah perubahan yang terjadi pada pasien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Disamping itu perubahan yang terjadi pada seorang pasien bergantung pada bagaimana sikap seorang perawat melakukan pelayanan kesehatan.
          Contohnya, dalam memberikan pelayanan kepada seorang pasien yang sedang sakit parah. Peran seorang perawat disini sangat penting, karena seorang pasien yang sakit parah sangat membutuhkan banyak dukungan bahkan perhatian baik dari keluarganya maupun dari perawat itu sendiri. Tapi jika sikap seorang perawat itu tidak memperhatikan apa yang sedang dibutuhkan pasien tersebut maka dalam hal ini, seorang perawat di anggap gagal dalam melakukan pelayanan terhadap pasien. Karena salah satu bagian yang sangat penting, ketika menjadi seorang perawat adalah bagian dari melayani.
          Ketika kita melayani dengan sungguh-sungguh kepada seseorang (pasien), tanpa melihat latar belakang dari orang (pasien) tersebut, itu dapat di ibaratkan kita sedang melayani Tuhan. Karena jika kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, maka dampak yang akan kita peroleh juga terutama kita sebagai seorang perawat,  lebih besar dan akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.


1.  Kecepatan Perubahan
Kecepatan suatu perubahan akan meliputi berbagai aspek di antaranya :
a.    Jenis dan kecepatan suatu perubahan akan mempengaruhi sistem respon terhadap perubahan itu sendiri,
b.    Perubahan yang terjadi dengan cepat memungkinkan seseorang resisten terhadap perubahan,
c.    Perubahan yang sangat lambat, biasanya diasumsikan sebagai yang mudah untuk diimplementasikan.
2.    Pola Perubahan
Pola perubahan meliputi :
a.    Perubahan dapat berlangsung terus menerus , kadang-kadang, atau jarang,
b.      Perubahan yang dapat diprediksi menungkinkan adanya persiapan, tetapi yang bersifat tiba-tiba atau tidak dapat diperkirakan akan sulit merespon secara efektif,
c.    Perubahan yg tiba-tiba akan sulit untuk ditangani.
3.    Karakteristik Perubahan
Karakteristik perubahan yaitu :
a.    Tidak semua perubahan itu sama,
b.    Tidak dapat dianalisis bersama-sama,
c.    Berbeda : jenis, intensitas, pola,dan kecepatan.
4. Alasan  Perubahan diperlukan
Alasan mengapa perubahan itu diperlukan dalam praktek keperawatan yaitu:
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi perawat dan klien,
b. Meningkatkan profitability,
c. Meningkatkan kinerja ,
d. Memberikan kepuasan bagi individu dan kehidupan sosialnya.



BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
          Berdasarkan teori diatas kami kelompok dapat menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip keperawatan secara holistik yang di dalamnya memiliki teori sistem dan konsep berubah merupakan bahan ajar yang memudahkan kami sebagai seorang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
          Sistem akan berjalan lancar apabila di gerakkan secara bersama- sama tanpa mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan  konsep perubahan. Perubahan dapat membawa individu menjadi lebih berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

B.  Saran
1.    Sebaiknya sebagai seorang perawat, apabila akan melakukan pelayanan kesehatan, perawat harus mempelajari dahulu apa-apa yang menjadi prioritas dalam memberikan pelayanan kesehatan sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan pasien.
2.    Perawat harus mempelajari sistem dan perubahan yang ada dalam diri seorang pasien tanpa membandingkan status ekonomi dari pasien tersebut sehingga tidak menimbulkan perbedaan pendapat.
3.    Hadapi setiap perubahan dengan tenang dan penuh humor (yakinlah bahwa perubahan adalah hal yg sulit, dan menjadi agen pembaharuan akan lebih sulit).
  


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Perubahan Dalam Keperawatan. Wikipedia. Jakarta. Dalam http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/05/07/perubahan-dalam-keperawatan/. Diakses pada 31 Agustus 2010 Pukul 13:05 wita
Anonim. 2010. Aplikasi Teori Adaptasi Dalam Kasus Discectomi. Wikipedia. Jakarta. Dalam  http:///F:/aplikasi-teori-adaptasi-dalam-kasus.html. Diakses pada 31  Agustus 2010 Pukul 14:01 wita
Arifiyanto, Dafid. 2008. Konsep Berubah. Wikipedia. Jakarta. Dalam
       berubah.html. Diakses pada 31 Agustus 2010 Pukul 12:40 wita
Barbara, Kozier dkk. 2006. Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 
Hidayat, Alimul Aziz A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit Salemba Medika. Surabaya
Nursalam, Dr. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Penerbit
       salimba medika. Jakarta

2 komentar: